Payah,Masih SMP udah mau gaya pke motor. APA KATA DUNIA?
KATA DUNIA GW KISMIN (WAH GW COCOL NIH!)
mau gimana lagi kalau gw ga punya motor?
Seandainya jika gw di kasih kesempatan maka gw gendong tuh CEWE!
(MALU AKU)
Ah ginilah jadi aku susah mendapatkan pacar
Gw...........Hanya sedih karna gw juga ga bisa MENCINTAI ORANG DENGAN APA ADANYA!
Gw mengakui itu gw lemah dalam soal perasaan ku :(
Gw terlahir dengan orang tidak mempunyai PERASAAN DARI BESI DAN HATI DARI BAJA
Bukan.Namun Aku hanya orang lemah aku tidak bisa begini trus
capek lah kalau kaya gini trus gmn gw bisa tahan kalau gw kaya gini trus?
Ya udah deh kalau kaya gitu.
nanti kalau gw udah punya MOTOR nanti gw bisa PUNYA PACAR DEH (HARUS CAKEP >_<)
Hahah :D
From Manhurt To You
LIHAT DAN BACA BLOG CURHAT KU
Selasa, 05 April 2011
Tidak Ada Motor Tidak ada pacar! (OMG) T.T
Senin, 04 April 2011
The Love Weaker
Love Weaker.
Itu sejenis profesi yang selalu aja ganggu orang yang sedang bercinta(buat apa coba?).
Love Weaker itu sebernarnya jahat karna dia tidak punya kasih sayang terhadap ORANG TUA
makanya dia harus mencari kasih sayang dari PACARAN anda juga begitu?
Namun tetap saja mencari yang baik itu susah dan dia menjadi JAHAT akubat LINGKUNGAN dia sendiri.
Ceritanya tentang seseorang anak yang keluarganya BROKEN HOME dan anak itu PRUSTASI karna ORANG TUANYA sendiri namun tetap aja kalau ada orang yang kaya gitu MAMPUS AJA LO!!!
Nah namun orangnya toh ga mau MENYERAH BEGITU SAJA,dia tetap mencari kasih sayang itu sampai dia mendapatkanya.
Lalu dia sedang mencari pacar samapai dia mendapatkan kasih sayang itu merasa sudah ada di dalam dirinya.
Tapi Seperti yang gw tulis di cerita gw yang THE ANGELICH,cari orang yang baik itu susah!(CHAOS).
Dia sakit hati dan dia mulai benci yang namanya KASIH SAYANG(Apalagi Harinya) --
Itu sejenis profesi yang selalu aja ganggu orang yang sedang bercinta(buat apa coba?).
Love Weaker itu sebernarnya jahat karna dia tidak punya kasih sayang terhadap ORANG TUA
makanya dia harus mencari kasih sayang dari PACARAN anda juga begitu?
Namun tetap saja mencari yang baik itu susah dan dia menjadi JAHAT akubat LINGKUNGAN dia sendiri.
Ceritanya tentang seseorang anak yang keluarganya BROKEN HOME dan anak itu PRUSTASI karna ORANG TUANYA sendiri namun tetap aja kalau ada orang yang kaya gitu MAMPUS AJA LO!!!
Nah namun orangnya toh ga mau MENYERAH BEGITU SAJA,dia tetap mencari kasih sayang itu sampai dia mendapatkanya.
Lalu dia sedang mencari pacar samapai dia mendapatkan kasih sayang itu merasa sudah ada di dalam dirinya.
Tapi Seperti yang gw tulis di cerita gw yang THE ANGELICH,cari orang yang baik itu susah!(CHAOS).
Dia sakit hati dan dia mulai benci yang namanya KASIH SAYANG(Apalagi Harinya) --
The Angelich
Angelich itu gabungan 2 kata yaitu ANGEL dan LICH
itu adalah Sebuah kata untuk seseorang seperti malaikat tidak bersayap(manusia cakep) namun dia sebernarnya jahat dan menggunakan perasaanya untuk menghancurkan perasaan orang lain dan menggunakan kecakepanya untuk menghasut lawan jenis sendiri
Namun perasaan ku tidak mudah hancur kenapa?
Karna perasaanku seperti Guci pecah yang di lekat kembali hingga menjadi normal bahkan lebih kuat.;D
Seseorang angelich pasti menggunakan kecantikan/tampannya untuk menghasutkan lawan jenis itu sendiri sehingga orang itu akan berbuat apa saja untuk menghancurkan perasaan dia kalau sudah cukup di beri KEKAYAAN pasangan itu sendiri.
Kasianya?
Memang mencari orang cantik/ganteng gampang.
namun mencari yang baik hati dan setia itu yang sulit untuk ku dan tentunya untuk KAMU juga :D
itu adalah Sebuah kata untuk seseorang seperti malaikat tidak bersayap(manusia cakep) namun dia sebernarnya jahat dan menggunakan perasaanya untuk menghancurkan perasaan orang lain dan menggunakan kecakepanya untuk menghasut lawan jenis sendiri
Namun perasaan ku tidak mudah hancur kenapa?
Karna perasaanku seperti Guci pecah yang di lekat kembali hingga menjadi normal bahkan lebih kuat.;D
Seseorang angelich pasti menggunakan kecantikan/tampannya untuk menghasutkan lawan jenis itu sendiri sehingga orang itu akan berbuat apa saja untuk menghancurkan perasaan dia kalau sudah cukup di beri KEKAYAAN pasangan itu sendiri.
Kasianya?
Memang mencari orang cantik/ganteng gampang.
namun mencari yang baik hati dan setia itu yang sulit untuk ku dan tentunya untuk KAMU juga :D
Jumat, 29 Oktober 2010
~ Nasehat dari Guru ~
"Apa manfaat dari sebuah cermin?" tanya Guru.
Murid menjawab, "Agar orang dapat memperbaiki penampilan fisiknya ketika ia melihat noda atau cacat dalam bayangan di dalam cermin."
Lanjut Guru; "Demikian pula, aktivitas perbuatan, ucapan, dan pikiran seseorang harus dilakukan setelah melewati pengamatan dan pertimbangan sesuai kebijaksanaan orang tersebut."
Berikut penjelasan singkat dari kalimat diatas:
Saat kehendak muncul untuk melakukan tindakan fisik, ucapan atau pikiran, sebelum melakukannya, seseorang harus mempertimbangkan, "Apakah perbuatan fisik, ucapan atau pikiran yang kukehendaki dapat membahayakan diriku, orang lain atau keduanya? Apakah perbuatan tersebut dapat menjadi perbuatan buruk yang dapat menyebabkan bertambahnya penderitaan?" Jika, setelah mempertimbangkan, perbuatan yang dikehendaki itu terbukti dapat membahayakan diri sendiri, orang lain atau keduanya; atau dapat menjadi perbuatan buruk yang akan menambah penderitaan, seseorang harus berusaha untuk menghindari perbuatan fisik, ucapan, dan pikiran tersebut. Sebaliknya, jika setelah mempertimbangkan, perbuatan yang dikehendaki itu terbukti tidak membahayakan diri sendiri, orang lain atau keduanya atau keduanya; atau dapat menjadi perbuatan baik yang akan menambah kebahagiaan (sukha), maka perbuatan fisik, ucapan, dan pikiran tersebut seharusnya dilakukan.
Demikian pula, dalam proses melakukan perbuatan fisik, ucapan atau pikiran, seseorang harus mempertimbangkan, "Apakah yang sedang kulakukan, kuucapkan, atau kupikirkan ini berbahaya bagi diriku, orang lain atau keduanya? Apakah yang sedang kulakukan ini adalah perbuatan buruk yang dapat menambah penderitaan? Jika, setelah mempertimbangkan, perbuatan itu ternyata benar demikian, seseorang harus segera berhenti melakukan perbuatan tersebut(tidak meneruskan perbuatan itu). Sebaliknya, jika, setelah dipertimbangkan, ternyata perbuatan itu tidak berbahaya bagi diri sendiri, orang lain, atau keduanya, namun adalah perbuatan baik yang dapat menambah kebahagiaan dan kesejahteraan, perbuatan itu seharusnya diteruskan dengan giat dan berulang-ulang.
Setelah melakukan perbuatan fisik, ucapan dan pikiran telah dilakukan, seseorang harus mempertimbangkan (seperti sebelumnya), "Apakah perbuatan fisik, ucapan, atau pikiran yang telah kulakukan berbahaya bagi diriku, orang lain atau keduanya? Apakah perbuatan itu adalah perbuatan buruk yang dapat menambah penderitaan?" Jika terbukti demikian, jika perbuatan buruk itu dilakukan secara fisik dan ucapan, pengakuan harus dilakukan di depan Buddha atau seorang siswa yang bijaksana, secara jujur, jelas dan tanpa syarat bahwa perbuatan buruk jasmani dan ucapan tersebut telah dilakukan. Kemudian orang itu harus bertekad agar perbuatan tersebut tidak terulang lagi pada masa mendatang.
Sehubungan dengan perbuatan buruk yang dilakukan melalui pikiran, seseorang harus merasa letih dengan perbuatan pikiran tersebut, ia harus merasa malu dan jijik terhadap pikirannya itu. Orang itu juga harus melatih dan bertekad agar perbuatan ini tidak terulang kembali pada masa mendatang.
Jika setelah mempertimbangkan, seseorang menemukan bahwa perbuatan jasmani, ucapan, atau pikiran tidak membahayakan diri sendiri, orang lain atau keduanya namun berperan dalam memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan, maka siang dan malam ia akan bergembira dan puas sehubungan dengan kebajikan tersebut dan ia harus berusaha lebih keras lagi dalam mematuhi tiga aturan latihan.
Murid menjawab, "Agar orang dapat memperbaiki penampilan fisiknya ketika ia melihat noda atau cacat dalam bayangan di dalam cermin."
Lanjut Guru; "Demikian pula, aktivitas perbuatan, ucapan, dan pikiran seseorang harus dilakukan setelah melewati pengamatan dan pertimbangan sesuai kebijaksanaan orang tersebut."
Berikut penjelasan singkat dari kalimat diatas:
Saat kehendak muncul untuk melakukan tindakan fisik, ucapan atau pikiran, sebelum melakukannya, seseorang harus mempertimbangkan, "Apakah perbuatan fisik, ucapan atau pikiran yang kukehendaki dapat membahayakan diriku, orang lain atau keduanya? Apakah perbuatan tersebut dapat menjadi perbuatan buruk yang dapat menyebabkan bertambahnya penderitaan?" Jika, setelah mempertimbangkan, perbuatan yang dikehendaki itu terbukti dapat membahayakan diri sendiri, orang lain atau keduanya; atau dapat menjadi perbuatan buruk yang akan menambah penderitaan, seseorang harus berusaha untuk menghindari perbuatan fisik, ucapan, dan pikiran tersebut. Sebaliknya, jika setelah mempertimbangkan, perbuatan yang dikehendaki itu terbukti tidak membahayakan diri sendiri, orang lain atau keduanya atau keduanya; atau dapat menjadi perbuatan baik yang akan menambah kebahagiaan (sukha), maka perbuatan fisik, ucapan, dan pikiran tersebut seharusnya dilakukan.
Demikian pula, dalam proses melakukan perbuatan fisik, ucapan atau pikiran, seseorang harus mempertimbangkan, "Apakah yang sedang kulakukan, kuucapkan, atau kupikirkan ini berbahaya bagi diriku, orang lain atau keduanya? Apakah yang sedang kulakukan ini adalah perbuatan buruk yang dapat menambah penderitaan? Jika, setelah mempertimbangkan, perbuatan itu ternyata benar demikian, seseorang harus segera berhenti melakukan perbuatan tersebut(tidak meneruskan perbuatan itu). Sebaliknya, jika, setelah dipertimbangkan, ternyata perbuatan itu tidak berbahaya bagi diri sendiri, orang lain, atau keduanya, namun adalah perbuatan baik yang dapat menambah kebahagiaan dan kesejahteraan, perbuatan itu seharusnya diteruskan dengan giat dan berulang-ulang.
Setelah melakukan perbuatan fisik, ucapan dan pikiran telah dilakukan, seseorang harus mempertimbangkan (seperti sebelumnya), "Apakah perbuatan fisik, ucapan, atau pikiran yang telah kulakukan berbahaya bagi diriku, orang lain atau keduanya? Apakah perbuatan itu adalah perbuatan buruk yang dapat menambah penderitaan?" Jika terbukti demikian, jika perbuatan buruk itu dilakukan secara fisik dan ucapan, pengakuan harus dilakukan di depan Buddha atau seorang siswa yang bijaksana, secara jujur, jelas dan tanpa syarat bahwa perbuatan buruk jasmani dan ucapan tersebut telah dilakukan. Kemudian orang itu harus bertekad agar perbuatan tersebut tidak terulang lagi pada masa mendatang.
Sehubungan dengan perbuatan buruk yang dilakukan melalui pikiran, seseorang harus merasa letih dengan perbuatan pikiran tersebut, ia harus merasa malu dan jijik terhadap pikirannya itu. Orang itu juga harus melatih dan bertekad agar perbuatan ini tidak terulang kembali pada masa mendatang.
Jika setelah mempertimbangkan, seseorang menemukan bahwa perbuatan jasmani, ucapan, atau pikiran tidak membahayakan diri sendiri, orang lain atau keduanya namun berperan dalam memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan, maka siang dan malam ia akan bergembira dan puas sehubungan dengan kebajikan tersebut dan ia harus berusaha lebih keras lagi dalam mematuhi tiga aturan latihan.
Langganan:
Postingan (Atom)